Minggu, 31 Oktober 2010

Candu Teknologi

Dengan berbagai kemudahan dan manfaat yang didapat, berbagai perangkat Teknologi Informasi (TI) satu persatu menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Manusia semakin dimanjakan dengan kemudahan, kepraktisan, dan kecepatan dari perangkat TI.

Sebagai contoh, saat ini kemana-mana orang harus membawa handphone, tidak hanya orang tua bahkan anak kecil pun ikut membawa-bawa handphone. Pernahkah teman-teman merasa ada yang hilang, jika handphone teman-teman tertinggal ?. Kalau saya, jujur saya merasa tak lengkap jika pergi kemana-mana tanpa membawa handphone, selalu dilanda rasa penasaran dan bertanya-tanya dalam hati, seperti :

“Duh, ada SMS ga ya??”
“si Anu nelpon ga ya?”
“Ada jarkom apa ya?”
“iihh..pengen SMS-an”

Dan berbagai keluhan lainnya. Padahal biasanya juga handphone sepi [ga ada yang SMS dan telepon]. Kalau misalkan temen-temen memiliki gejala-gejala seperti saya di atas, berarti temen-temen sudah terkena candu teknologi.

Contoh lainnya adalah semakin banyak orang yang mengakses dunia maya alias internet. Hal ini memang wajar, karena internet mampu menawarkan sesuatu yang baru. Dengan internet, jarak, perbedaan, waktu, dan batas-batas geografis tidak lagi berarti. Sekali gerbang internet terbuka, orang dapat menjelajah kemanapun ia mau. Dengan internet pula, orang dapat menyampaikan informasi dalam waktu yang lebih cepat dan murah. Apalagi sekarang internet semakin murah dan semakin gampang diakses. Terbukti dengan tersedianya fitur untuk internet di handphone.

Soal manfaat, memang tak diragukan lagi. Kehadiran perangkat TI jelas memberikan berbagai kemudahan dalam hidup. Namun, di balik semua itu ada dampak negatif yang sebaiknya diwaspadai oleh temen-temen pengguna TI. Hal ini terkait dengan penemuan para ahli berupa meningkatnya gejala kecanduan orang terhadap perangkat TI.

Gejalanya sama dengan kecanduan lain, orang lebih senang menghabiskan waktu bersama TI dibanding bersosialisasi atau bersama keluarga alias autis. Hhe.

Banyak orang yang memandang rendah pada orang yang kecanduan narkoba atau minuman keras, padahal mereka sendiri juga penderita kecanduan, dengan menghabiskan waktu berjam-jam untuk berselancar di internet atau terus menerus berkutat dengan handphone-nya.

Sudah banyak penelitian yang dilakukan para ahli mengenai dampak negatif dari penggunaan TI yang berlebihan. Setelah searching dan googling sana sini, berikut saya paparkan sebagian dampak negatif teknologi pada kesehatan:

1. Radiasi Handphone dan Insomnia
Sebuah hasil penelitian menyebutkan, menggunakan handphone sebelum tidur dapat membuat seseorang tidak dapat tidur dengan nyenyak, gejala insomnia, dan sakit kepala. Karena tidur tak nyenyak, seseorang akan terganggu kemampuan tubuhnya untuk memperbaiki kerusakan dan menghilangkan rasa lelah.
Penelitian juga memperlihatkan bahwa pemakaian handphone memiliki dampak pada bagian otak yang mengaktifkan dan mengoordinasikan sistem penangkal stres di tubuh manusia. Radiasi dari telepon seluler juga mengganggu produksi melatonin, hormone alami yang penting dalam proses tidur.
Jadi, buat temen-temen yang suka susah tidur, coba kurangi interaksi temen-temen dengan handphone-nya. Mungkin akan berhasil :p

2. SMS dan RSI
Berkomunikasi melalu SMS (Short Message Service) memang seru. Namun, karena pengguna hanya menggunakan salah satu organ tubuh, yaitu ibu jari dalam intensitas yang cukup tinggi, resiko mengalami cedera otot pun sangat besar. Dalam istilah medis dikenal dengan nama Repetitive Strain Injury (RSI), yang pada awalnya sering dialami oleh pekerja kantoran yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengetik di atas keyboard komputer. Namun, belakangan mulai melanda anak-anak dan remaja yang kecanduan perangkat TI.
Untuk mengurangi penderitaan jempol temen-temen, cobalah sekali-kali gunakan telunjuk atau kelingking buat nge-SMS ^^

3. MP3 rusak pendengaran
MP3 merupakan salah satu format music yang saya yakin merupakan favorit temen-temen untuk mendengarkan lagu. Sudah bukan pemandangan asing kalau di tempat-tempat umum, seperti mobil, motor, becak, mall, bahkan sekolah, kita menjumpai anak-anak muda yang menghiasi kuping mereka dengan earphone yang tersambung ke MP3 player.
Namun, dibalik keampuhannya menyediakan banyak lagu, MP3 juga menebar ancaman. Orang yang mendengarkan MP3 dengan volume suara kencang dapat mengalami gangguan pendengaran. Masalah semakin runyam ketika seseorang yang terbiasa mendengarkan suara musik dengan keras, sangat sulit bagi mereka untuk mengecilkan level suara.

Nah..pada akhirnya, pilihan memang ada di tangan temen-temen sendiri. Apakah akan memanfaatkan TI semaksimal mungkin sehingga didapat hasil yang maksimal pula, dengan mengorbankan waktu istirahat, kesehatan, dan sosialisasi dengan orang lain? Atau, memanfaatkan TI seperlunya sambil tetap menjaga keseimbangan kehidupan ? Keputusan ada di tangan temen-temen masing-masing.

NB : daftar pustaka menyusul :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar